Laman

Rabu, 25 April 2012

PEMBUATAN MOL NASI DAN PUPUK KOMPOS


MOL  adalah mikroorganisme lokal yang dapat di buat dengan sangat sederhana yakni dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar kita yakni dapat memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau  memanfaatkan sisa dari tanaman. Mol berfungsi sebagai decomposer,  mempercepat proses penguraian senyawa-senyawa organic dan mempercepat pematangan kompos.
Teknis pembuatan Mol Nasi 
1.      Bahan – Bahan
-          Nasi segar (tidak basi).
-          Seresah bambu, berupa daun-daun dan sisa-sisa potongan batang bamboo yang sudah ditebang dan sedang mengalami dekomposisi (penghancuran/penguraian) dalam kondisi lembab.
-          Kardus atau peti kayu atau tempat  lain yang bisa digunakan sebagai wadah pembuatan mol

2.      Cara Pembuatan
-          Ambil seresah atau sisa potongan bambu yang sudah ditebang dalam kondisi proses pelapukan atau lembab lalu masukkan kedalam kardus atau peti kayu.
-          Masukkan nasi segar yang sudah dikepal-kepal secukupnya ke dalam tumbukan seresah bambu (10 kepal nasi disimpan pada kardus berukuran 40 x 60 cm).
-          Simpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan.
-          Setelah 5 hari ambil nasi-nasi yang ada didalam kardus yang sudah berbah warnanya (merah, hijau atau kuning), masukkan kedalam wadah/tong plastic yang sudah berisi air tawar atau air beras sebanyak 5 liter, tambahkan gula merah sebanyak 3 % dari banyaknya cairan.
-          Tutup dengan kertas atau kain dan biarkan selama 1 minggu.
-          Setelah satu minggu, MOL nasi dapat digunakan sebagai decomposer untuk campuran pembuatan kompos, yang fungsinya membantu mempercepat penghancuran bahan organic.
-          Jika MOL akan disimpan lebih dari 1 minggu, tong plastic / wadah tempat  MOL  harus ditutup rapat dan diberi lubang yang disambungkan dengan slang plastic, dimana pada bagian ujung selang bagian luar dimasukkan pada air dalam botol atau tempat lain.


3.         Penggunaan
MOL khusus digunakan sebagai decomposer atau campuran pada pembuatan kompos dengan konsentrasi larutan 1 liter MOL nasi dicampur dengan 5 liter air tawar dan tambahkan gula merah 1 %.
D. PEMBUATAN KOMPOS
        Kompos adalah bahan alami yang telah lapuk melalui penguraian mikroorganisme dengan waktu dan cara tertentu. Bahan organic ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur tanah, mendukung kehidupan mikro dan makro organisme serta sebagai sumber nutrisi bagi tanaman.

Teknis pembuatan Kompos

1.      Prinsip dasar pembuatan kompos
Untuk mendapatkan kompos yang mempunyai kualitas yang baik, maka dalam pembuatannya melalui beberapa langkah dan pemahaman yaitu :
-          Pengembangan MOL untuk mempercepat penghancuran bahan yang akan dikomposkan.
-          Bahan yang akan dikomposkan harus dihancurkan lebih dahulu dengan ukuran kecil-kecil guna mempercepat bakteri masuk kedalam bahan yang akan dikomposkan dalam artian supaya proses fermentasi dan pelapukan bahan berlangsung lebih cepat.
-          Proses pengomposan harus terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan.
-          Memperhatikan perbandingan bahan yang akan dikomposkan disesuaikan dengan kondisi C/N ratio dari bahan.
-          Menjaga dan mempertahankan sirkulasi udara (aerasi) pada saat pengomposan.
-          Menjaga kelembaban agar proses pengomposan optimal
-          Membunuh biji-biji gulma
-          Membunuh sumber penyakit terutama cendawan yang bersifat pathogen
-          Meningkatkan kadar nutrisi bagi tanaman.

2.      Proses pembuatan kompos
Pembuatan Kompos dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a.      Kompos dengan cara berlapis
b.      Kompos dengan cara campur

a.      Pembuatan Kompos dengan cara berlapis
                    Bahan :
·         Sisa tanaman, hijauan
·         Kotoran hewan
·         Serbuk gergaji
·         Kapur (CaCO3)
·         MOL

  •        Pembuatan dan  penyusunan bahan pembuat kompos
  • Semua bahan yang berukuran besar dan panjang-panjang dipotong/di cincang
  • Letakkan dan susun bahan-bahan diatas pada tempat/tanah yang terhindar dari genangan air.
  • Lapisan 1 letakkan/sebarkan sisa tanaman, seperti jerami; setebal maksimal 40 cm
  •  Sirami dengan MOL hingga bahan dalam kondisi Lembab (tidak terlalu basah dan tidak kering)
  •  Letakkan bahan organic lain dilapisan ke 2 seperti serbuk gergaji, sirami dengan MOL.
  •  Lapisan ke 3 kotoran hewan, sirami dengan MOL.
  • Lapisan ke 4 bahan lainnya dan terus diikuti dengan mol
  •  Susun kompos dengan ketinggian mencapai 1, 2 m
  • Pada bagian atas taburi dengan kapur secara merata.
  • Pada saat penyusunan bahan letakkan bamboo dan pada ruas/bukunya dilubangi agar sirkulasi udara berjalan dengan baik, dimana jarak atara bamboo yang satu dengan yang lain 1 m.
  • Jika perlu tutup dengan terpal untuk menambah kelembaban sehingga proses dekomposisi oleh mikroorganisme dapat berlangsung lebih cepat.
  • Biarkan selama 3 hari, kemudian lakukan pengontrolan terhadap kelembaban dan suhu. Jika terlalu panas atur suhu dengan membalikkan bahan, jika terlalu basah tambakan sekam padi danjika terlalu kering tambahkan MOL.
  • Selanjutnya tunggu kompos matang / jadi

b.      Pembuatan Kompos dengan cara campur
      Bahan
§  Semua bahan yang disediakan sama dengan cara berlapis, hanya teknis pembuatannya berbeda.

-          Teknis Pembuatan
  • Semua bahan dicampur/diaduk hingga rata dan tambahkan MOL sampai benar-benar basah / lembab 
  •  Simpan pada tempat yang tidak tergenang air dan aman dari sinar matahari atau hujan
  •   Letakkan bamboo-bambu pengatur sirkulasi udara dengan jarak dari bamboo ke bamboo 1 m
  •   Tutup dengan terpal untuk mempercepat penghancuran oleh mikroorganisme
  •   Control suhu setelah 3 hari. Jika terlalu panas balikkan bahan-bahan tersebut, jika terlalu basah tambahkan dedak atau sekam padi, dan jika terlalu kering tambakan MOL.
  •  Selanjutnya tunggu hingga kompos matang / jadi.


3.            Ciri-ciri kompos yang sudah matang
·         Dicium/dibaui
Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan haruM. Apabila kompos tercium bau yang tidak sedap, berarti terjadi fermentasi anaerobik dan menghasilkan senyawa-senyawa berbau yang mungkin berbahaya bagi tanaman. Apabila kompos masih berbau seperti bahan mentahnya berarti kompos belum matang.
·         Warna kompos
Warna kompos yang sudah matang adalah coklat kehitam-hitaman. Apabila kompos masih berwarna hijau atau warnanya mirip dengan bahan mentahnya berarti kompos tersebut belum matang.
·          Penyusutan
Terjadi penyusutan volume/bobot kompos seiring dengan kematangan kompos. Besarnya penyusutan tergantung pada karakteristik bahan mentah dan tingkat kematangan kompos. Penyusutan berkisar antara 20 – 40 %. Apabila penyusutannya masih kecil/sedikit, kemungkinan proses pengomposan belum selesai dan kompos belum matang.
·         Tes kantong plastic
Contoh kompos diambil dari bagian dalam tumpukan. Kompos kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik, ditutup rapat, dan disimpan di dalam suhu ruang selama kurang lebih satu minggu. Apabila setelah satu minggu kompos berbentuk baik, tidak berbau atau berbau tanah berarti kompos telah matang.
·         Tes Perkecambahan
Contoh kompos letakkan di dalam bak kecil atau beberapa pot kecil. Letakkan beberapa benih (3– 4 benih). Jumlah benih harus sama. Pada saat yang bersamaan kecambahkan juga beberapa benih di atas kapas basah yang diletakkan di dalam baki dan ditutup dengan kaca/plastik bening. Benih akan berkecambah dalam beberapa hari. Pada hari ke-5 / ke-7 hitung benih yang berkecambah. Bandingkan jumlah kecambah yang tumbuh di dalam kompos dan di atas kapas basah. Kompos yang matang dan stabil ditunjukkan oleh banyaknya benih yang berkecambah.
·         Suhu
Suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, atau di atas 50 C, berarti proses pengomposan masih berlangsung aktif.
·         Kandungan air kompos
Kompos yang sudah matang memiliki kandungan kurang lebih 55-65%


4 komentar:

  1. Menarik sekali infonya. saya mau tanya, pada tahap penyimpanan MOL, apa fungsi meletakan slang dari tabung ke air dalam botol? Kemudian detail tekniknya bagaimana? apa bisa lebih dijelaskan? kemudian, dalam pembuatan kompos diatas, kenapa kompos harus terhindar dari air hujan? apa pengaruhnya jika bahan kompos terkena air hujan? Terima kasih sekali atas infonya, sangat membantu. Salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. fungsi meletakkan slang dari tabung ke air dlm botol adalah untuk sirkulasi udara agar proses fermentasi oleh mikroba berjalan baik. kl tak ada sirkulasi udara tabung bisa meledak akibat gas hasil fermentasi mikroba. kompos tak boleh kena hujan untuk menjaga kestabilan suhu (35-40 C). kl suhu dibawah atau diatas angkat tsb, mikroba berkembang lambat yang berakibat proses fermentasi berjalan lambat. efek kompos terkena air, kompos yang dihasilkan becek, kurang bagus, matangnya lambat karena mikroba/ dekomposer bisa hanyut oleh air hujan.

      Hapus
  2. agar ada sirkulasi apa itu berarti botol air minum tersebut tidak ditutup rapat sementara selang dalam keadaan terendam air? terkait dengan proses fermentasi, sebenarnya kapan proses itu selesai? apakah ketika makanan (karbohidrat dan glukosa) bakteri habis dimakan?dan kalau makananan mereka tlah habis, apakah berarti mereka mati atau malah jadi masa dorman seperti bakteri dalam botol em4 yang dijual dipasaran?
    maaf banyak bertanya, dan terima kasih sekali atas jawabannya.
    salam..

    BalasHapus