MOL adalah mikroorganisme lokal yang
dapat di buat dengan sangat sederhana yakni dengan memanfaatkan sumber daya
alam yang ada di sekitar kita yakni dapat memanfaatkan limbah dari rumah tangga
atau memanfaatkan sisa dari tanaman. Mol berfungsi sebagai
decomposer, mempercepat proses
penguraian senyawa-senyawa organic dan mempercepat pematangan kompos.
Teknis pembuatan Mol
Nasi
1. Bahan – Bahan
-
Nasi
segar (tidak basi).
-
Seresah
bambu, berupa daun-daun dan sisa-sisa potongan batang bamboo yang sudah
ditebang dan sedang mengalami dekomposisi (penghancuran/penguraian) dalam
kondisi lembab.
-
Kardus
atau peti kayu atau tempat lain yang
bisa digunakan sebagai wadah pembuatan mol
2. Cara Pembuatan
-
Ambil
seresah atau sisa potongan bambu yang sudah ditebang dalam kondisi proses
pelapukan atau lembab lalu masukkan kedalam kardus atau peti kayu.
-
Masukkan
nasi segar yang sudah dikepal-kepal secukupnya ke dalam tumbukan seresah bambu
(10 kepal nasi disimpan pada kardus berukuran 40 x 60 cm).
-
Simpan
ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan.
-
Setelah
5 hari ambil nasi-nasi yang ada didalam kardus yang sudah berbah warnanya
(merah, hijau atau kuning), masukkan kedalam wadah/tong plastic yang sudah
berisi air tawar atau air beras sebanyak 5 liter, tambahkan gula merah sebanyak
3 % dari banyaknya cairan.
-
Tutup
dengan kertas atau kain dan biarkan selama 1 minggu.
-
Setelah
satu minggu, MOL nasi dapat digunakan sebagai decomposer untuk campuran
pembuatan kompos, yang fungsinya membantu mempercepat penghancuran bahan
organic.
-
Jika
MOL akan disimpan lebih dari 1 minggu, tong plastic / wadah tempat MOL
harus ditutup rapat dan diberi lubang yang disambungkan dengan slang
plastic, dimana pada bagian ujung selang bagian luar dimasukkan pada air dalam
botol atau tempat lain.
3.
Penggunaan
MOL
khusus digunakan sebagai decomposer atau campuran pada pembuatan kompos dengan
konsentrasi larutan 1 liter MOL nasi dicampur dengan 5 liter air tawar dan
tambahkan gula merah 1 %.
D. PEMBUATAN KOMPOS
Kompos adalah bahan alami yang telah
lapuk melalui penguraian mikroorganisme dengan waktu dan cara tertentu. Bahan
organic ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur tanah, mendukung
kehidupan mikro dan makro organisme serta sebagai sumber nutrisi bagi tanaman.
Teknis pembuatan Kompos
1. Prinsip dasar pembuatan kompos
Untuk mendapatkan kompos yang mempunyai kualitas yang
baik, maka dalam pembuatannya melalui beberapa langkah dan pemahaman yaitu :
-
Pengembangan
MOL untuk mempercepat penghancuran bahan yang akan dikomposkan.
-
Bahan
yang akan dikomposkan harus dihancurkan lebih dahulu dengan ukuran kecil-kecil
guna mempercepat bakteri masuk kedalam bahan yang akan dikomposkan dalam artian
supaya proses fermentasi dan pelapukan bahan berlangsung lebih cepat.
-
Proses
pengomposan harus terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan.
-
Memperhatikan
perbandingan bahan yang akan dikomposkan disesuaikan dengan kondisi C/N ratio
dari bahan.
-
Menjaga
dan mempertahankan sirkulasi udara (aerasi) pada saat pengomposan.
-
Menjaga
kelembaban agar proses pengomposan optimal
-
Membunuh
biji-biji gulma
-
Membunuh
sumber penyakit terutama cendawan yang bersifat pathogen
-
Meningkatkan
kadar nutrisi bagi tanaman.
2. Proses pembuatan kompos
Pembuatan Kompos dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Kompos dengan cara berlapis
b. Kompos dengan cara campur
a. Pembuatan Kompos dengan cara berlapis
Bahan :
·
Sisa
tanaman, hijauan
·
Kotoran
hewan
·
Serbuk
gergaji
·
Kapur
(CaCO3)
·
MOL
-
Pembuatan dan penyusunan bahan
pembuat kompos
- Semua bahan yang berukuran besar dan
panjang-panjang dipotong/di cincang
- Letakkan dan susun bahan-bahan diatas
pada tempat/tanah yang terhindar dari genangan air.
- Lapisan 1 letakkan/sebarkan sisa
tanaman, seperti jerami; setebal maksimal 40 cm
- Sirami dengan MOL hingga bahan dalam
kondisi Lembab (tidak terlalu basah dan tidak kering)
- Letakkan bahan organic lain dilapisan
ke 2 seperti serbuk gergaji, sirami dengan MOL.
- Lapisan ke 3 kotoran hewan, sirami
dengan MOL.
- Lapisan ke 4 bahan lainnya dan terus
diikuti dengan mol
- Susun kompos dengan ketinggian
mencapai 1, 2 m
- Pada bagian atas taburi dengan kapur
secara merata.
- Pada saat penyusunan bahan letakkan
bamboo dan pada ruas/bukunya dilubangi agar sirkulasi udara berjalan dengan
baik, dimana jarak atara bamboo yang satu dengan yang lain 1 m.
- Jika perlu tutup dengan terpal untuk
menambah kelembaban sehingga proses dekomposisi oleh mikroorganisme dapat
berlangsung lebih cepat.
- Biarkan selama 3 hari, kemudian
lakukan pengontrolan terhadap kelembaban dan suhu. Jika terlalu panas atur suhu
dengan membalikkan bahan, jika terlalu basah tambakan sekam padi danjika
terlalu kering tambahkan MOL.
- Selanjutnya tunggu kompos matang /
jadi
b.
Pembuatan Kompos dengan cara campur
Bahan
§ Semua bahan yang disediakan sama
dengan cara berlapis, hanya teknis pembuatannya berbeda.
-
Teknis
Pembuatan
- Semua bahan dicampur/diaduk hingga
rata dan tambahkan MOL sampai benar-benar basah / lembab
- Simpan pada tempat yang tidak
tergenang air dan aman dari sinar matahari atau hujan
- Letakkan bamboo-bambu pengatur
sirkulasi udara dengan jarak dari bamboo ke bamboo 1 m
- Tutup dengan terpal untuk mempercepat
penghancuran oleh mikroorganisme
- Control suhu setelah 3 hari. Jika
terlalu panas balikkan bahan-bahan tersebut, jika terlalu basah tambahkan dedak
atau sekam padi, dan jika terlalu kering tambakan MOL.
- Selanjutnya tunggu hingga kompos
matang / jadi.
3.
Ciri-ciri kompos yang sudah matang
·
Dicium/dibaui
Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan haruM. Apabila kompos tercium bau yang tidak sedap, berarti terjadi fermentasi anaerobik dan menghasilkan senyawa-senyawa berbau yang mungkin berbahaya bagi tanaman. Apabila kompos masih berbau seperti bahan mentahnya berarti kompos belum matang.
Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan haruM. Apabila kompos tercium bau yang tidak sedap, berarti terjadi fermentasi anaerobik dan menghasilkan senyawa-senyawa berbau yang mungkin berbahaya bagi tanaman. Apabila kompos masih berbau seperti bahan mentahnya berarti kompos belum matang.
·
Warna kompos
Warna kompos yang sudah matang adalah coklat
kehitam-hitaman. Apabila kompos masih berwarna hijau atau warnanya mirip dengan
bahan mentahnya berarti kompos tersebut belum matang.
·
Penyusutan
Terjadi penyusutan volume/bobot kompos seiring dengan kematangan kompos. Besarnya penyusutan tergantung pada karakteristik bahan mentah dan tingkat kematangan kompos. Penyusutan berkisar antara 20 – 40 %. Apabila penyusutannya masih kecil/sedikit, kemungkinan proses pengomposan belum selesai dan kompos belum matang.
Terjadi penyusutan volume/bobot kompos seiring dengan kematangan kompos. Besarnya penyusutan tergantung pada karakteristik bahan mentah dan tingkat kematangan kompos. Penyusutan berkisar antara 20 – 40 %. Apabila penyusutannya masih kecil/sedikit, kemungkinan proses pengomposan belum selesai dan kompos belum matang.
·
Tes kantong plastic
Contoh kompos diambil dari bagian dalam
tumpukan. Kompos kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik, ditutup rapat,
dan disimpan di dalam suhu ruang selama kurang lebih satu minggu. Apabila
setelah satu minggu kompos berbentuk baik, tidak berbau atau berbau tanah
berarti kompos telah matang.
·
Tes Perkecambahan
Contoh kompos letakkan di dalam bak kecil
atau beberapa pot kecil. Letakkan beberapa benih (3– 4 benih). Jumlah benih
harus sama. Pada saat yang bersamaan kecambahkan juga beberapa benih di atas
kapas basah yang diletakkan di dalam baki dan ditutup dengan kaca/plastik
bening. Benih akan berkecambah dalam beberapa hari. Pada hari ke-5 / ke-7
hitung benih yang berkecambah. Bandingkan jumlah kecambah yang tumbuh di dalam
kompos dan di atas kapas basah. Kompos yang matang dan stabil ditunjukkan oleh
banyaknya benih yang berkecambah.
·
Suhu
Suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, atau di atas 50 C, berarti proses pengomposan masih berlangsung aktif.
Suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, atau di atas 50 C, berarti proses pengomposan masih berlangsung aktif.
·
Kandungan
air kompos
Kompos yang sudah matang memiliki kandungan kurang lebih 55-65%
Kompos yang sudah matang memiliki kandungan kurang lebih 55-65%
Menarik sekali infonya. saya mau tanya, pada tahap penyimpanan MOL, apa fungsi meletakan slang dari tabung ke air dalam botol? Kemudian detail tekniknya bagaimana? apa bisa lebih dijelaskan? kemudian, dalam pembuatan kompos diatas, kenapa kompos harus terhindar dari air hujan? apa pengaruhnya jika bahan kompos terkena air hujan? Terima kasih sekali atas infonya, sangat membantu. Salam.
BalasHapusfungsi meletakkan slang dari tabung ke air dlm botol adalah untuk sirkulasi udara agar proses fermentasi oleh mikroba berjalan baik. kl tak ada sirkulasi udara tabung bisa meledak akibat gas hasil fermentasi mikroba. kompos tak boleh kena hujan untuk menjaga kestabilan suhu (35-40 C). kl suhu dibawah atau diatas angkat tsb, mikroba berkembang lambat yang berakibat proses fermentasi berjalan lambat. efek kompos terkena air, kompos yang dihasilkan becek, kurang bagus, matangnya lambat karena mikroba/ dekomposer bisa hanyut oleh air hujan.
Hapusagar ada sirkulasi apa itu berarti botol air minum tersebut tidak ditutup rapat sementara selang dalam keadaan terendam air? terkait dengan proses fermentasi, sebenarnya kapan proses itu selesai? apakah ketika makanan (karbohidrat dan glukosa) bakteri habis dimakan?dan kalau makananan mereka tlah habis, apakah berarti mereka mati atau malah jadi masa dorman seperti bakteri dalam botol em4 yang dijual dipasaran?
BalasHapusmaaf banyak bertanya, dan terima kasih sekali atas jawabannya.
salam..
klo cara pemakean nya gimana pa
BalasHapus